Umat manusia telah menghabiskan sumber daya alam dari satu-satunya planet yang kita miliki, lebih cepat dari kemampuan alam untuk memperbaharuinya. Menurut data dari Center for International Forestry Research (CIFOR), setiap tahun diperkirakan sekitar 3,8 juta hektar hutan di Indonesia musnah akibat penebangan dan deforestasi. Sayangnya masih ada sebagian dari kita yang tetap tidak peduli atas laporan atau peringatan tentang dampak dari kelebihan populasi, pemanasan global, dan deforestasi ini. Hal ini seharusnya memotivasi kita untuk melakukan perubahan demi kelangsungan hidup kita bersama serta generasi yang akan datang.
Akhir-akhir ini kita melihat adanya perkembangan positif baik dari sisi produsen maupun konsumen untuk mencari dan menggunakan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan tanaman bambu. Tanaman ini telah digunakan untuk berbagai jenis kebutuhan manusia selama ribuan tahun, mulai dari makanan, perkakas, hingga bahan pembangun rumah dan jembatan. Oleh sebab itu, kini banyak konsumen mulai beralih menggunakan bambu yang serbaguna serta ramah lingkungan sebagai bahan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-harinya.
Berikut adalah 10 alasan mengapa bambu adalah tanaman alternatif pengganti kayu yang terbaik:
Beberapa spesies bambu dapat tumbuh hingga 1 meter setiap harinya! Tidak ada tanaman lain yang memiliki kecepatan pertumbuhan seperti bambu, sehingga bambu sudah bisa dipanen hanya dalam waktu antara 1 - 5 tahun saja sejak pertama kali ditanam. Pohon-pohon keras seperti kayu ek (oak) memerlukan waktu setidaknya 30 - 40 tahun sebelum bisa dipanen.
2. Sumber daya alam yang terbarukanKarena tergolong dalam spesies rumput, bambu memiliki jaringan akar rimpang yang membuatnya mampu tumbuh kembali dengan sendirinya tanpa memerlukan penanaman ulang atau usaha budidaya apapun setiap kali dipanen. Oleh sebab itu, pemanfaatan bambu yang serba guna sebagai pengganti kayu dapat membantu mengurangi laju deforestasi serta melindungi hutan beserta seluruh ekosistem yang ada di dalamnya.
3. Dapat tumbuh di berbagai kondisiTanaman bambu mampu tumbuh di mana saja, bahkan di lahan kering yang kurang subur dengan cuaca ekstrim sekalipun. Bambu dapat hidup di dataran rendah yang basah hingga ketinggian yang 2,000 meter di atas permukaan laut selama , bahkan bambu merupakan satu-satunya tumbuhan yang selamat dari radiasi bom atom di Hiroshima, Jepang yang terjadi pada tahun 1945.
4. Tidak memerlukan pupuk, pestisida, atau herbisidaBerbeda dengan kebanyakan tanaman komoditas lain, bambu tidak memiliki hama sehingga tidak memerlukan bahan kimia pertanian untuk tumbuh subur. Seperti tanaman kapas sebagai contoh, selain membutuhkan banyak pestisida juga dengan cepat menguras nutrisi dalam tanah.
5. Membantu konservasi air tanahLaporan dari Environment Bamboo Foundation (EBF), menemukan adanya peningkatan debit air tanah di lahan yang ditanami bambu, bahkan, di beberapa kasus terlihat timbulnya mata air baru. Hal ini disebabkan oleh struktur akar rimpang bambu yang mampu menyerap dan menahan debit air hujan hingga 90%, dibandingkan dengan pohon kayu yang hanya mampu menyerap 35-40% air hujan ke dalam tanah. Menurut sebuah penelitian lain di Tiongkok, hutan bambu mampu meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah hingga 240% dibandingkan dengan penyerapan air oleh hutan pinus.
6. Melindungi tanah dari erosi dan mengembalikan kesuburan tanah
Setelah hutan kayu ditebang, biasanya tunggulnya dibakar untuk pupuk dan ruang untuk penanaman ulang, sehingga lahan menjadi gundul dan terjadi erosi ketika turun hujan. Berbeda halnya dengan akar bambu yang tetap di tempatnya setelah dipanen. Struktur akar rimpang mereka luas dan kuat dapat mengikat tanah sehingga mencegah terjadinya erosi dan mempertahankan serta mengembalikan nutrisi tanah.
7. Membantu mengurangi efek rumah kaca
Hutan bambu dapat menyerap karbon dioksida (CO2) sebanyak 62 ton per-hektar per-tahun, sementara hutan tanaman lain yang hanya mampu menyerap 15 ton per-hektar per-tahunnya, dan melepaskan 35% lebih banyak oksigen (O2) sebagai hasil proses fotosintesis, dibandingkan hutan pohon kayu keras yang setara. Sehingga hutan bambu selain memiliki nilai ekonomis juga memiliki fungsi sebagai penyaring pencemaran udara.
Selain digunakan untuk menggantikan fungsi kayu, bambu adalah tanaman serbaguna yang keseluruhan bagiannya dapat digunakan. Batangnya bisa digunakan sebagai bahan pembuat rumah, jembatan, alat dapur, kerajinan, dan lain-lainnya., Seratnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas, tisu, pakaian, dan lain-lain. Daunnya kaya akan zat aktif, seperti flavonoid, polisakarida, klorofil, asam amino, vitamin, mikroelemen lain yang bisa digunakan sebagai obat atau campuran kompos untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Tunasnya dapat digunakan sebagai bahan makanan bagi manusia. Akarnya berfungsi sebagai penahan erosi, mencegah banjir, menyuburkan tanah, hingga berfungsi sebagai penyaring limbah beracun seperti merkuri dari tanah.
Bambu adalah tanaman yang sangat kuat, bahkan bambu memiliki tensile strength yang lebih besar dari besi (bambu memiliki tensile strength 28,000 psi sedangkan besi hanya 23,000 psi). Karena kekuatannya bambu juga sering digunakan sebagai bahan untuk pembuat rumah tahan gempa, jembatan, perkakas dan lain-lainnya. Selain lebih kuat, bahan yang terbuat dari bambu juga tahan terhadap cuaca dan kelembaban, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
10. Mudah didaur ulang
Barang-barang yang terbuat dari bambu bersifat biodegradable sehingga mudah hancur sepenuhnya ke bumi atau didaur ulang untuk berbagai keperluan setelah masa pakainya selesai. Bambu juga dapat diubah menjadi serat yang dapat digunakan untuk produk-produk tekstil dan kertas tisu.
Dengan semua keuntungan yang ditawarkan oleh bambu, tak heran bambu dianggap sebagai tanaman yang ramah lingkungan dan memiliki potensi besar untuk melestarikan bumi. Sebagai individu, kita juga dapat memberikan kontribusi dengan memilih menggunakan barang-barang yang terbuat dari bambu dan bahan-bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Mari kita kurangi jejak karbon kita dengan menghindari penggunaan produk yang terbuat dari kayu dan plastik, yang dapat menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Dengan demikian, kita juga bisa menjadi bagian dari solusi, bukan masalah bagi lingkungan.
Saatnya untuk berubah, mari tingkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan dengan mengubah kebiasaan kita sehari-hari. Mulailah menggunakan tisu dan peralatan lain yang terbuat dari bambu. Biasakan untuk mendaur ulang, hindari pemborosan, alih-fungsikan sisa kemasan yang tidak bisa di daur ulang untuk berbagai keperluan lain, sehingga limbah rumah tangga kita dapat berkurang. Dengan cara ini, kita dapat ikut membantu menyelamatkan bumi dan meninggalkan warisan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
[WS]